Sabtu, 28 Mei 2011

Ujian makin dekaaat!

Ampun deh, aku ini ngotot banget buka blogii padahal bentar lagi mau UKK. Yah, seminggu kedepan aku nggak bakal buka blogii lagi… Dan artinya itu penyiksaan buat aku. Yahh... aku ngebuka blog kali ini hanya itung-itung buat penyemangat sebelum aku mulai perang.

Ortu udah berkoar-koar ngasih pengumuman buat harus belajar tiap malem TANPA PENGECUALIAN. Sampe-sampe adikku yang masih kecil juga kena. Nggak apa deh, biar adil. Hapeku tersayang, kamu tidur di lemari dulu ya… awas, jangan rewel di dalem. Aku buka kamu seminggu kedepannya. Novelku yang manis, kamu tunggu aja di rak. Jangan ngeloyor ya, aku bakalan kangen kamu...

Yang jelas ada sesuatu yang mengganjal di saat-saat seperti ini. Aku tau persis, "hal" itu membuatku lumayan yahh… bisa dibilang sedih. Dan perasaan itu masih bergelantung sampai sekarang. Sampai sekarang, menjelang UKK… Aku merasa kehilangan sesuatu yang aku pun tak tahu apa sesuatu yang kumaksud.

Doakan aku, aku pengen cepet naik kelas. Soalnya aku nggak bisa terus-terusan di kelas 8, nggak maju-maju ntar. Dan kulihat disana kelas 9 sudah menungguku untuk masuk ke dalamnya… Aku akan merindukan kelas 8. aku akan merindukannyaa!

Yang jelas sekarang aku harus meninggalkan blogii-ku untuk sementara. Huaaaaa!*nangis histeris nggak ketulungan.
Yang jelas aku ninggalin buat sementara waktu. Seminggu kedepan akan kukunjungi kembali…
I'll miss you my blogii…
Jangan nakal-nakal ya…
Dahhh… Blogii :'(

Rabu, 25 Mei 2011

Ujian besaarr :O

Para pembaca sekalian. Tolong siapkan perlengkapan anda sebelum baca postingan gak jelas ini…
Yaitu tisu dan sandal. Fungsinya adalah, tisu untuk ngehapus air mata anda saat ngebaca ini (mungkin saja anda terharu), dan sandal untuk menoyor saya saat saya mulai korslet. Kalau ga ada sandal sepatu roda juga boleh.

Hwaahh, minggu-minggu ini adalah minggu yang bakalan paling menyedihkan dan melelahkan. Ulangan bentar lagi, materi belum nyantol, yang paling bikin heran adalah… cepet banget deh masa-masa kelas 8 ini. Perasaan pas waktu kelas 7 dulu waktunya panjaaaaaaang banget. Tau-tau pas di kelas 8 masa-masanya berasa pendek. Apa gara-gara kebanyakan libur ya? Kalau gitu alasannya sih, ya tambahin aja liburannya.

Nggak kepikiran, bentar lagi kelas 9. Habis itu lulus, lanjut ke SMA. Hidup ini panjang juga ya? (kalo sampe umur sih) Besok kelas 9, trus SMA, Kuliah, cari kerjaan, dapet penghasilan, trus… trus… (ga usah dibahas sekarang mungkin, ya?) huaaaa, ternyata aku sudah gede… prasaan kemaren baru MOS, huhuhu *nangis meluk-meluk meja makan <oke, abaikan.

Yang terpenting juga… MINGGU DEPAN UJIIAAAN. Siap-siap ngambil buku-buku yang di rak trus dibaca lagi, Ambil juga pensil-pensil di kamar adik (pensilku dibawa kesana semua sih). Serba sibuukk! Kalo udah gini enaknya makan kue deh ~PLOK! (aduuh, siapa yang mukul aku?) Jadi nggak heran kalo sekarang ini aku agak aneh gimanaaa gitu (suka heboh sendiri, suka ngelamun sendiri, dan untungnya ga suka bicara sendiri. Gila dong?). Biasalah, rutinitas sebelum ujian besar.
Dan artinya… aku mau ninggalin kelas 8. huaaahuaaaa, hikshiks… bakalan jadi kakak paling tua deh. Dan bukan berarti aku betah di kelas 8 (karena kalo tetep di kelas 8 nggak maju-maju ntar), cuma ya… kenangannya itu lho…

Yang jelas… Sukses semua deh buat kawan-kawan. Have a nice dream (?).
Maksudnya semoga kalian bisa sukses seperti apa yang kalian impikan… (ngeleesss) Dan yang lebih lagi yaitu doanya. Semoga… semua temen-temenku dapet nilai yang MEMUASKAN *AMIIIINN

Sabtu, 21 Mei 2011

Cerita tentangku

I do not expect the arrival of fairy tales.
I just want my story so beautiful like a fairy tale…

Aku pernah berandai-andai
Aku ini orang yang bisa membuat semua orang tersenyum, hanya dengan cara aku menyapa mereka.
Aku ini orang yang bisa menghapus kesedihan orang lain, hanya dengan cara berkata "Semua itu indah jika kau ikhlas menjalaninya…"
Aku ini orang yang selalu bisa membahagiakan orang terdekatku, dengan cara bercanda bersama mereka.
Aku ini orang yang berguna, sehingga mereka bisa mempercayaiku.
Aku ini orang baik yang ramah, sehingga orang lain merasa nyaman di dekatku.
Aku ini orang yang percaya pada diri sendiri, sehingga aku bisa menjadi orang yang berhasil.
Andai, aku memang seperti itu…

Hidup itu… kenyataan yang penuh dengan rintangan. Aku sendiri jarang sekali bisa menjalani rintangan itu di hidupku. Aku mungkin terlalu banyak putus asa, mengeluh, dan sedikit usaha, sampai-sampai rintangan itu pun makin membabi-buta. Yang aku lakukan? Tetap saja begitu, menyesali masalah yang terjadi.

Aku cuma bisa berharap, kenyataanku bisa seindah anganku. Aku juga pernah berusaha. Tapi, yah… kau tau jawabannya.
Aku hanya ingin seseorang mengenaliku, mengenaliku sebagai seseorang yang tegar dan penuh usaha. Bukan mengenaliku sebagai orang yang hanya bisa meratapi masalahnya sendiri.

Heii, aku ini manusia biasa. Sama seperti orang pada umumnya. Bedanya, mereka mau mengubah takdir. Sedangkan aku?
Sampai kapan aku harus seperti ini? Hanya bisa melengos menyerah lalu berharap masalah hilang begitu saja. Aku, kalah cerdasnya dengan orang-orang yang lain…

Thomas Alfa Edison, Alexander Graham Bell, Helen Keller, bukankah mereka itu juga manusia? Tapi mereka bisa mengubah dunia dengan kemampuan mereka.
Lalu aku? Kenapa tidak?

Aku tidak ingin hanya bergelayut pada mimpi tak pasti. Ada saatnya aku harus mengubah segalanya. Sekarang aku harus tuntaskan khayalanku yang bisa membuatku menjadi sesuatu yang "hidup". Agar menjadi lebih berguna, untuk masa depanku kelak.

Now I know what I have to face,
that is a fact of life that must be lived...

Rabu, 18 Mei 2011

Aku yang dewasa

Jika aku telah dewasa,
Hendak kusimpan luka yang lalu
Sebagai obat luka masa kini
Dan sebagai kenangan indahku...

Bila aku telah dewasa,
Ingin rasanya kupeluk mimpi
Yang mungkin sudah jadi angan menahun
Aku hanya ingin, aku yang bahagia...

Jika aku sudah dewasa,
Izinkan aku sembuhkan seluruh lara
Yang mungkin masih tergantung dahulu
Dan kuyakin akan jadi lebih baik sekarang

Lihat aku yang beranjak dewasa,
Yang inginkan dunia sempurna tanpa tangis
Mengiringi setiap senyum kawan yang bersuka
Tak hiraukan rasa hati yang teriris,
Walaupun benar itu terasa

Aku...
Gadis biasa yang ingin dewasa
Sampai memang saatku nanti untuk segalanya
Menyambut imajinasi dengan harapan pasti :)

Sabtu, 07 Mei 2011

Bukan Kisah Cinta

Sudah lalu, biar berlalu
Aku tahu sebabnya kamu begitu
Aku tahu sebabnya kamu tak peduli
Aku tahu semua tentangmu
Mungkin memang aku yang peka...
Atau kamu yang tak punya hati
Memang aku tahu maksud semua itu…

Aku tak takut kamu pergi…
… silahkan saja!
Biar kupendam sendiri luka ini
Tanpa kamu!
Karena memang kamu yang buat luka ini

Aku tak merasa kehilanganmu
… lenyaplah sana!
Biar aku yang terpuruk sendiri
Jangan kau jadikan alasan untuk obati aku
Aku sudah terlalu jauh mempercayaimu

Kamu, sama saja…
Sama seperti orang pada umumnya
Aku cuma ingin kamu berbeda
Tapi…
Sudahlah, aku terlalu lemah tanpamu
Tapi itu dulu, sekarang…
Masa bodoh dengan segalanya!

Jumat, 06 Mei 2011

Gone

Entah dapet inspirasi dari mana kok tiba-tiba aku pengen bikin cerita sedih begini...
Daripada aku pendem, mending dikeluarkan aja kali, ya... Oke, cek dibawah ini ;)


     AKU punya kehidupan yang aku pun belum mengerti maksudnya apa. Aku, dekat dengan cowok itu. Toni, namanya. Aku sudah dekat dengannya semenjak dua bulan lalu. Kami nggak punya ikatan apapun. Tapi kami begitu saling perhatian.
     Akhir-akhir, dia tidak chat denganku seperti malam biasanya. Sejak tiga hari ini, dia hanya membalas chatku dengan singkat dan tampak cuek. Padahal aku begitu senangnya ketika dia membalas pesanku.
     Aku tak begitu konsentrasi belajar malam ini. Mataku menuju kearah soal matematika yang serba rumit namun pikiranku melayang-layang pergi. Kuputuskan untuk menghubungi Toni.
Wina_11 : Toni?
Toni.bl : Ya, kenapa?
Wina_11 : lagi sibuk?
Toni.bl : Ya, kenapa?
Wina_11 : ganggu nggak?
Toni.bl : banget.
Wina_11 : Maaf deh…
     Setelah itu, tidak ada balasan, aku mengirimnya pesan ulang.
Wina_11 : Lo besok sibuk ngapain aja?
Toni.bl : jangan ganggu gue. Malam ini saja,
Wina_11 : Kemarin juga begitu kan?
Toni.bl : WINA! Lo nggak ngerti, gue capek sama semua perhatian elo! Semua pertanyaan elo! Itu bikin gue tersiksa Win! Kenapa lo nggak mau ngerti?!

     Jantungku berdetak keras sekali. Bukan perasaan senang atau apa… Aku kecewa! Kenapa dia begitu? Aku usap air mata dikelopakku yang sudah meluap-luap. Aku juga akan membalasnya…

Wina_11 : Kenapa lo nggak bilang dari dulu?! Tau begitu gue bakal jauhin elo, Ton! Dengan senang hati! gue kira elo beda, ternyata sama saja! Pergi sana sama keyakinan elo, jangan hubungi gue lagi! Dan makasih banyak buat semua kelakuan elo yang pernah bikin gue melayang. Sayangnya elo jatuhkan semuanya.

     Kututup jendela chatku dengan tangis yang mendalam. Aku menyesal mengenal Toni. Kurasakan ada yang memberontak di hatiku, aku tak tau apa. Yang pasti kuyakin Toni akan melupakanku… sejauh yang dia mau.
 - # -
     Pagi yang suram, aku masih saja membuka jendela sejarah chatku tadi malam. Entah kenapa aku tergerak untuk membukanya.

Toni.bl : Wina, bukan maksud gue buat begitu. Gue lakukan ini karena sebenarnya gue sayang sama elo. Karena itulah gue memperlakukan elo kayak gini. Karena gue takut elo terlalu kehilangan gue saat gue pergi.
Elo tahu apa yang gue rasain waktu lo bales kayak tadi? Benar-benar sakit… meskipun nggak sebanding sama yang gue lakuin sebelumnya.
Wina, sekarang gue tahu ada yang lebih baik buat elo. Bukan gue, karena gue juga nggak mungkin bisa sama elo. Gue terlalu lama dengan penyakit ini, Kanker paru-paru. Mungkin terlalu panjang, tapi beginilah keadaannya. Win, gue sayang sama elo. Meskipun gue belum pernah bilang.

     Aku membersit airmataku sesaat. Aku begitu kehilangannya…

Rabu, 04 Mei 2011

Ekspedisi sore-sore

Ini bisa disebut cerita konyol nan garing. Cerita ini terjadi beberapa menit setelah aku meninggalkan angkot yang aku naiki tadi. Aku jadi pengen salto kalo nginget cerita ini (?). Berhubung aku nggak bisa salto, jadinya aku cuma mesem aja. Okelah, terlalu banyak pembukaan. To the point aja yok!
- - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - -
Saat itu...
Aku, Effly, Fia, dan Bunga biasa pulang bareng. Saat itu, ada angkot yang super sepi. Berhubung nggak ada yang berminat, yaudah... kami naikin aja itu angkot. Heran deh, mereka kok antusias banget naik angkot. Sampe-sampe kesandung di dalam angkot.
Saat itu, angkot yang kita naiki bener-bener senyap. Kami aja sampe nyangka bakalan dioper saking sepinya. Untung aja nggak.. Hasilnya, kami malah ada pada kesibukan masing-masing. Effly sama Fia sibuk baca novel, Aku lagi sibuk bengong (sejak kapan bengong jadi kesibukan?), dan Bunga nggak jelas lagi ngapain (hehe, peace bung :) Setelah sekian lama, kenek pun angkat bicara. Katanya sih, mau ngambil mangga. Aku kira deket, ternyataa... Emang deket XD
Maksudku, deket daerah jabung... Angkot kami masuk ke arah belokan yang aku nggak tahu lokasinya namanya apa. Masuk sana, dan oh! Pemandangannya bagus banget... sawah kanan kiri. Aku cuma cengar-cengir liat kanan kiri disambut senyum Bunga yang keheranan.
Berikut dialognya :

Bunga : "Kenapa? "(sambil ngeliat mukaku dengan aneh...)
Safira  : "Nggak apa... pemandangannya..." (sambil ngeliatin lewat jendela. Akhirnya Bunga ikutan juga dan sekarang Effly yang keheranan)
Effly   : "Kenapa e?"
Safira : "Pemandangannya... "
Effly   : "Biasalah... Belum pernah kesini" (Effly aja udah lupa sama novelnya karena saking terpesona sama pemandangan. Fia beda lagi...)
Effly   : (Nyenggol Fia) "Fi, pemandangan!"
Fia     : (Ngeliatin sekitar kayak orang linglung baru masuk piramida giza) "Hah? Kenapa?"
Semuanya diam... meresapi keindahan alam... ternyata...
Bunga : (Narik novel di tangan Fia terus diayunin keluar jendela. Lho?! itu novelku!) "Hahahaha..."
Safira : (Narik-narik tangan bunga) "BUNGAAAA!"
Bunga : (Cengengesan kayak orang tak berdosa) "hehehe..."
Fia     : "Biar dah, bukan novelku ae..."
Effly   : "Yee, tapi kamu penasaran ntar sama ceritanya..."
Fia     : "Iya juga, sih..."
Semuanya senyap. Kok tambah jauh aja kayaknya... aku jadi panik dalam hati. Bisa dibayangkan, panik dalam hati itu bagaimana...
Bunga : "Ee, kok tambah jauuh?"
Safira : "Lho? Eh? Kok tambah jauh?" (Ngeliatin kedepan...)
Effly bisik-bisik...
Effly   : "Jangan-jangan kita diculik..."
Safira : "Hah?!" Aduuhh, aku belum SMA! Belum kuliah! Mau diculik kayak gini? Aduuuhh... mana belum ngerancang cita-cita! masa mau diculik?! (Aku bener-bener panik saat itu...)
Kalo si Fia mah harus diceritain dua kali baru nyantol...
Effly   : (Bisik-bisik ke Fia) "mau diculik katanya..."
Fia     : (Melotot kaget) "Hah?!" (Ampun deh fiii.... perasaan udah dibahas daritadi, masa kagetnya tiga menit kemudian?)
Safira : "Pensil! Pensiiilll!!!" (Effly, Fia, sama Bunga malah melongo, bingung.)
Effly   : "Buat apa pensil?"
Safira : "Kalo diculik, tinggal ditusuk tangannya!" (Beneran deh, aku deg-degan. Habisnya nggak pernah pergi sejauh ini) "Penggaris besiiii! Penggaris besiii!"
Fia     : "Mana? mana?"
Safira : "Aku bawa!" (Aku panik banget pas itu. Beneran!)
Fia     : "Cutter! Cutter!"
Safira : "Ada?"
Effly   : "Aku bawa..." (nunjuk-nunjuk tas) "Pake novel ini!" (Nunjukin bukunya Tita yang lumayan tebel)
Bunga : "Apakooohhhh..."
Safira : "Buku Fisikaaaa! Buku Fisikaaa!" (Perlu diketahui, buku Fisika kami tu tebel bin gede banget!)
Fia     : "Buku ghorib! buku ghorib!"
Safira : "Buat apa?"
Fia     : "Biar bisa ngaji, biar slamet..." (Ide yang bagus! abisnya Fia nggak ada senjata gede sih, maksudnya aku sama Effly yang perang... Fia yang doa'in.)
Effly   : "Saf, aku jadi deg-degan beneran taoh!" (Raut mukanya mencemaskan. Membuat orang lain yakin kalo Effly khawatir, bukan lagi makan tahu.)
Safira : "Beneran aku fly..." (Aku saat itu kalang kabut sendiri.)
Kayaknya udah jauuuuhh banget. Sampe-sampe kita ngelewatin makam...
Safira : "Ada makam! Ada makam!"
Fia     : "Kenapa?" (Disini, kayaknya Fia yang nyantai)
Safira : "Ada empat lubang disana! Buat kitaaaa" (Kege-eran)
Effly   : "Yeee..."
Tak lama kemudian, kenek tersebut mengajak sesorang masuk. Dengan alasan "ambil mangga..." orang itu akhirnya naik juga. Aku, Fia, Effly, dan Bunga jadi aneh sendiri.
Effly   : "Jangan-jangan orang itu mau jemput orang lagi! Biar jadi empat! Kita disandera!"
Safira : "Haduu.." (Makin panik)
Kenek : "Pindah dulu semuanya kebelakang..."
Akhirnya kami bertiga kebelakang. Dan memperyakin kalo kita.... DICULIK! Ternyata pindah ke jok belakang itu susah! Apalagi si Fia sama Bunga malah nyesek-nyesekan disitu. Udah tau ini angkot sempit masih aja pengen dulu-duluan.
Effly   : "Jangan-jangan kita disuruh kebelakang biar nggak kabur!"
Safira : "Iya tuh! Booo, gimana ini?"
Sementara itu... orang yang tadi dijemput ada didepan kami. Sebut saja Ode (Orang didepan). Setelah urusan agak selesai... akhirnya kenek tanya "ada yang turun pengadangan?". aku ngangguk. dan setelah itu perjalanannya tambah rumit...
Safira : "Jangan-jangan mulut kita ntar disumpel pake mangga!"
Effly   : "Iya tuh! Aku bawa cutter, tinggal dikupas ntar."
Safira : "Atau kalo nggak, kita bakal disumpel pake karung mangga!"
Fia     : "Eh, itu mobilku!" (Fia nunjuk-nunjuk mobil sedan yang warnanya mirip)
Safira : "Civic!" (Nyebutin merk mobil)
Fia     : "Eh, bukan ding! Itu beda..."
Effly   : "Itu mobilku! Corolla!" (Aku sama Fia bingung,) "ehehe, jauh ya? Corolla sama Civic?"
Safira : "Sepeda ontel ijo tuaaaa!" (Aku memekik.)
Bunga : "Lebay deeehhh..."
Effly   : "Sungaaaaaiii!"
Bunga : "Aneh anak dua nii..." 
Perasaan daritadi si Ode mesti ngikutin arah yang kami tunjuk. Dengan raut muka bingung tentunya. Kami jadi ngikik liat ekspresinya si Ode yang malah aneh begitu. Ternyata, angkot ini mau pulang...
Effly   : "Enak nih, kepala boleh keluar. Nggak ada kendaraan sih..." (Effly melongokkan kepalanya keluar jendela)
Safira : "Iya nggak ada, adanya pohon ceri yang cabangnya panjang-panjang yang bisa nyangkutin jilbabmu itu!"
Fia     : "Eh, tadi ada wartel! Kalo diculik kita bisa nelpon!"
Safira : (Nggak ngerti) "Hoe?"
Effly   : "Hah?, iya ya..." (Sekian lama... aku baru nyantol!) "Eh, keneknya nggak ada ya?" (Keneknya udah turun soalnya)
Safira : "Iya... Oh iyaaa! ngerti akuu... mana wartel?"
Fia     : "Udah lewat tadi!"
Safira : "oooh, hehehe"
Fia     : "Malem kita ni..." (Khawatir)
Safira : "Kita tuh manusia fi, bukan malem..."
Fia     : "Maksudnya datengnya malem..." (Mendengus) "Eh, sopirnya nelfon-nelfon tuh! Jangan-jangan kita diculik beneran!"
Safira : "Hwaaa! Iya!"
Effly   : "Booo, iya!"
Akhirnya keliatan juga tuh jalan raya...
Fia n Safira : "Alhamdu...." (Niatnya sih bersyukur... tapi...)
Effly   : "Liat... jalan rayanya fatamorgana!" (Gubraak!)
Safira : "Effly lebay deeehhh..."
Fia     : "Aku lupa kalo ada jalan raya..."
Safira : "Ya Allah fi, pikun menahun ya?" (Geleng-geleng) "Eh, nanti kalo aku diturunin di pengadengan gimana? kan aku turun di perumahannya..."
Bunga : "Keneknya nggak ada ya?"
Safira : "Dari tadiiiii!"
Effly   : "Ya bilang turun dimana, nduk..."
Safira : "Paaaaakkkk!" (Sopir itu nanggepin) "Perumahan pengadengan ya!"
Sopir : "Apa? Pengadengan?"
Safira : "Perumahaaaannn..."
Sopir : "Pengadengan?"
Safira : "Perumahhaaaannnnnn"
Sopir : "Hah? Maju bing..." (Akhirnya sambil bersungut-sungut aku maju ke jok depan. Odenya sudah pindah di bangku paling pertama)
Safira : "Perumahaaaaannn... pengadengaaannn..." (Niatnya sih memperjelas, tapi kedengerannya jadi kayak paduan suara)
Sopir : "Oooh, iya iya..."
Akhirnya setelah meyakinkan sopir kalo aku turun di perumahan, aku beneran turun disitu. Entah ngomong apa si sopir... Aku nggak dengerin sih....
Effly   : "Saaafff... katanya pak sopirnya... ablableblehbalablabla (nggak denger ngomong apa)!"
Safira : "Iya!" (Aku nggak ngerti sih, ya jawab gitu aja)
Effly   : "Saafff! eblehabalahablebbbeleabahallababbe (gak denger)!"
Safira : "Iyelahhh..."
Angkot itupun pergi jauh... Menyisakan sebuah kenangan (huhuhu)... yang pasti aku yakin bakal diinget sama temen-temen yang sudah nyangka bakalan diculik. Ehehehe... Lagipula siapa yang bakal nyulik kami? Ngurangin jatah makan aja! Bukannya untung, malah jadi rugi.

Uwaaaah, itulah ceritanya. Aku nggak yakin kalo runtutannya bener. Soalnya aku kebanyakan lupa sih... Aku yakin kalian bakal mengecap kesan "ANEH" di cerita ini.
Oh iya! Kalo nggak percaya tanyain aja sama sopir angkotnya.Yang jelas ini kisah nyata lho ;)
Juga cek di blog Fia, Effly, dan Bunga ya!
Tentunya ada dan beda versi dong... Tapi intinya sama kok :D